Rabu, 23 Februari 2011

SEMUA KARENA KASIH DAN KETULUSAN

Kali ini saya mendapat titipan kesaksian dari salah satu teman komsel Abraham. sebenarnya sudah lama sekali dia menitipkan kesaksian ini, tapi baru sekarang ini saya sempat mengetik ulang dan menggunggahnya (mari maklum dengan kesibukan) he3…… Inilah kesaksiannya yang diberi judul :

SEMUA KARENA KASIH DAN KETULUSAN

syallom teman-teman

pada Natal 2010 kemaren, saya mendapatkan hadiah yang special. sebuah Alkitab dari seorang teman atau saudara buat saya.
tanggal 23 Desember 2010 kemaren, saya menghadiri undangan Natal di gereja saudara saya yang berbeda gereja dengan saya. Ketika ibadah akan dimulai, saya mendapatkan pesan lewat HP untuk segera keluar, karena penting sehingga saya pamit kepada saudara saya untuk mendahului pulang.
ternyata teman saya sudah menunggu di jalan, sesampainya saya, tiba-tiba dia bertanya :”Belinya dimana ya ? Beli Alkitab yukk…???”
spontan saya langsung tersenyum lebar dan Puji Tuhan akhirnya Tuhan menjawab doa saya. Memang sebelumnya teman saya pernah bertanya kalau Natal nanti minta hadiah apa…..??? maklum Alkitab saya sudah rusak dan Alkitab yang lain tidak lengkap.
hal yang saya dapat dari hadiah tersebut adalah : Walaupun teman saya berbeda keyakinan dengan saya, itu bukan suatu halangan untuk berbagi berkat dan berbuat KASIH.


dan saya yakin Tuhan Yesus lah yang bekerja di dalam hati teman saya.
sekarang saya akan mulai rutin untuk membaca Alkitab lagi setelah kemaren saya absen-absen membacanya.

Terimakasih PAPI JC……….for everything
special for me…….. ReZtati

GBU all

Selasa, 08 Februari 2011

Siapakah sahabat kita yang bisa di ajak SEHATI dan SEPIKIR ???

Liburan semester ini, membuat saya semakin giat mencari film-film, yang menurut saya bagus. Dari dulu, tepatnya SMA, saya senang sekali dengan film yang bergenre Magic dan Action. Film animasi hanya sekitar 20% mampu memikat perhatian saya. Namun, tidak semua film-film Magic yang masuk ke referensi saya juga, seperti Harry Poter, film yang laris di pasaran dunia, bukanlah salah satu film magic referensi saya. Ceritanya yang aneh, dan agak berputar-putar tidak jelas, malah dibikin serial pula. Makin tak jelas.

Banyak sumber-sumber film yang saya punyai, ada teman saya Ferry, lalu sahabat saya si Kotep, teman-teman kampus, dan sumber yang paling sering saya ambil tentunya di Warnet.

Suatu ketika, saya cukup bosen dengan kegiatan ngeles I anak-anak. Ehmmmmmm……. Anak-anak yang saya les I, nilainya memang naik, tapi tetap saja kalau di ajak bicara kadang tidak nyambung, huuuu, saya yang salah berkomunikasi mungkin. Ya…. Karena itu saya mulai search banyak film, saya tidak peduli lagi film apa? Judulnya apa? Pemainnya siapa? Yang penting saya dapat film-film dulu, nanti baru disortir.

Si Kotep berkata :” Yo, aku duwe film kie, pokemon okeh serial e…..”
Saya :”Lha sing magic po action ra ana to tep…???”
Si Kotep :”Ana kie siji, tapi elek kok critane…”
Saya :”Yo ben lah, ra apa-apa tak tontonne disik….”
Bermodalkan Flashdisk 4 Gg saya, maka terkopilah film-film serial pokemon dan satu film magic, yang kata si Kotep jelek ceritanya itu. Sorenya, sekitar jam 6, setelah selesai semua aktivitas ngeles anak-anak. Maka, saya berniat menonton film-film yang sudah saya dapatkan dari si Kotep. Ehmm.. nonton film sendiri (karena hari itu si Kotep pulang, kangen sang mama katanya), di kamar kost yang kecil, pastilah membutuhkan cemilan yang makin membuat semarak suasana.

Karena cemilan ringan menurut saya hanya sebatas iklan saja di perut, ya… akhirnya saya beli nasi padang n coffe good day. Lumayan lah tak terlalu mahal untuk budget anak kost.
Film magic yang dibilang jelek oleh si Kotep ternyata berjudul “Bridge Of Terabithia”. Dari judulnya saya membayangkan bakal muncul cerita kerajaan-kerajaan tempo dulu yang sedang berperang atau melawan penyihir atau apalah……. Tapi, ceritanya tentang pesahabatan. Baru melihat sebentar tentunya sambil makan nasi padang, saya kecewa juga dengan film itu. Pantes ae si Kotep ngomong film nya jelek. Lha wong ceritane kya ngene.

Film itu terus berputar hingga scene ke 2, di sini mulai lah saya sedikit demi sedikit memahami dan mengerti maksud dari si pembuat film itu. Dia ingin bercerita :


Ada 2 orang anak, laki-laki n perempuan, yang kalau bersekolah di Indonesia setingkat SMP (remaja awal), mereka merupakan 2 anak yang tidak disukai di kalangan teman-temannya. Kaya kalau di Indonesia sering bikin gang-gang yang menganggap dirinya paling keren. Istilah di luar negeri itu anak-anak pecundang “The Loser Man”. Mereka sering di ejek dan dipermalukan. Yang perempuan bernama Lislie dan yang laki-laki bernama Jess.
Leslie pindah dari suatu sekolah lain ke sekolah Jess. Kedua anak ini memang memiliki kebiasaan yang aneh. Leslie suka mengimajinasikan semua tulisan yang ia buat seolah-olah menjadi cerita sungguhan. Jess suka menggambar dan mampu mengimajinasikannya menjadi gambar yang hidup. Mereka berdua sadar pada posisi mereka saat berkumpul dengan teman-teman yang lain. Oleh karena itu, mereka menjadi sahabat yang ingin menikmati dunia tanpa gangguan dari teman-teman yang lain (teman-teman yang suka mengganggu, teman-teman yang suka mengejek, teman-teman nakal).
Suatu ketika, Leslie mengajak Jess untuk berani menyusuri hutan yang berada di seberang sungai. Ada sebuah tali terpasang di sana, tali itu mampu membawa mereka ke hutan seberang sungai. Di hutan itu, mereka menemukan sebuah rumah pohon yang agak rusak tanpa penghuni. Di sinilah, mereka mulai mengimajinasikan semua keinginan mereka. Jess diajak untuk naik kepuncak pohon dan melihat keindahan air terjun serta gunung-gunung, dan sungai yang mengalir dari atas seperti yang dilihat Leslie. Pada kenyataannya, itu bukanlah gunung, air terjun, dan sungai. Tetapi ladang persawahan yang membentang serta rumah-rumah penduduk, semua hanya imajinasi Leslie. Leslie mencoba meyakinkan Jess, agar mau menutup mata, mengimajinasikannya, dan membuka pikiran. Akhirnya, Jess juga mampu melihat apa yang dilihat oleh Leslie. Keduanya, telah memiliki satu imajinasi yang sama. Sejak saat itu, mereka menamai nya dengan “Terabithia” sebuah kerajaan imajinasi yang mereka buat.
Di Terabithia, mereka harus menjaga kerajaan dari berbagai musuh yang menyerang. Musuh-musuh itu, mereka imajinasikan dari hewan-hewan yang ada di hutan. Di kerajaan imajinasi itu, mereka berlari, berguling, tertawa, ketakutan, menyerang dan diserang, seolah-olah nyata. Hal itu, mampu membawa mereka dalam suasana yang lain. Mereka seolah memiliki dunia sendiri yang tak terganggu oleh siapa pun.
Kini mereka merasa menemukan kesenangan, sehingga mampu berpikiran positif pada teman-teman yang selama ini mengganggu mereka. Mereka merasa tak peduli lagi, akan kah teman mereka mengganggu atau mengejek mereka, atau apapun yang akan dilakukan.
Namun, cerita ini berakhir dengan kematian Leslie karena terjatuh dari tali yang menghubungkan hutan itu, saat menyeberang sungai. Jess yang sedih membangun jembatan dari papan-papan kayu untuk berjalan menyebrang sungai hingga sampai ke hutan Terabithia. Jess tidak mau kehilangan imajinasinya bersama Leslie, ia kemudian mengajak adik perempuan nya untuk ke hutan dan bersama-sama mengimajinasikan Kerajaan Terabithia. Karena Terabithia ada jika terdapat raja dan ratunya. Artinya Terbithia ada jika terdapat 2 orang yang mampu menyatukan imajinasi.

Dari cerita ini, tentunya saya mendapat banyak pelajaran dan mengerti apa yang dikehendaki dari sang penulis cerita. Akan indah rasanya, bila kita memiliki sahabat atau teman yang dapat diajak untuk bersama-sama menyatukan imajinasi. Banyak esensi dasar di sini. Menyatukan imajinasi, tidak akan semudah menyatukan ide. Imajinasi, akan berjalan dan memiliki cerita serta alur ke depan, jika salah satu sudah memiliki alur atau cerita yang berbeda dengan yang lain, maka hancurlah dunia imajinasi itu. Menyatukan imajinasi juga akan rusak bila berdasar dengan peasaan masing-masing. Jika yang satu sedang gembira sedang yang lain sedang sedih, maka dunia imajinasi akan kacau karena tidak ada kesamaan. Kesamaan tokoh dan watak juga sangat menetukan keberhasilan dalam menyamakan imajinasi.






Inti dari teori-teori yang tidak jelas tadi adalah kita tidak akan bisa menyamakan imajinasi dengan sahabat atau teman kita jika tidak memiliki sifat SEHATI dan SEPIKIR. Persahabatan tanpa Sehati dan Sepikir hanya akan indah saat senang saja.


Siapakah sahabat kita yang bisa di ajak SEHATI dan SEPIKIR ?????????????????????



Rabu, 02 Februari 2011

Luluskan saya dari Universitas

Apa yang dirasakan ketika kita berada dalam lingkup keluarga??? Apa yang akan dirasakan ketika kita berada jauh dari keluarga???
Banyak kata yang akan menghiasi benak setiap orang saat menjawab pertanyaan tersebut. Tapi satu hal yang didapatkan, jika kita memiliki suatu relasi layaknya keluarga di mana kita berada. Dukungan, kata-kata motivasi, ketenangan, dan support akan selalu ada di dalamnya.


Massage body
2011/01/31 at 07.45 AM
From : Chandra PMK
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketulusan
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar tentang keikhlasan
Ketika hatimu sedang terluka, maka saat itu kamu sedang belajar tentang pengampunan
Ketika kamu harus lelah, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan
Ketika kamu merasa kesepian, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kamu tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang murah hati
Semangat, Sabar, Tersenyum, Besyukur, Terus Belajar
Karena kamu sedang menimba ilmu di “Universitas Kehidupan” , yang penuh dengan godaan & kejahatan


Memang akan terasa lain bila menerima sms dari sahabat, teman, keluarga, atau orang special. Melalui sms ini, saya bukan lagi menerima sms dari teman saya Chandra, tapi saya terima sms ini dari PAPI BESAR saya yang di Surga. DIA sendiri yang pakai teman saya, untuk ingatkan saya agar mampu menimba ilmu di Universitas Kehidupan.

Bahkan, sms ini saya terima tepat sekali ketika saya sedang mempergumulkan masalah dosen pembimbing skripsi saya. Dosen-dosen saya sekarang, masih mengurus beberapa mahasiswa angkatan atas, yang belum selesai skripsi, sedangkan ternyata angkatan saya (2008) sudah mulai dianjurkan untuk memilih dosen pembimbing skripsi. Ya…. Terang saja banyak yang tidak cukup. Masalah lain adalah kebingungan memilih dosen siapa yang akan saya pilih untuk membimbing saya menuntaskan masa study S1 ini??????
Dosen yang selama ini menjadi incaran saya untuk menjadi pembimbing, justru belum boleh menjadi pembimbing 1 karena gelar atau jabatanya yang tergolong anyaran (baru). Saya memang tidak mengincar dosen pembimbing yang senior atau bergelar atau berjabatan tinggi, karena mereka semua tidak nyambung kalau di ajak bicara. Di ajak bicara apa???? Jawabannya apa…….. ehmmmmm

Saya merasa, memilih dosen pembimbing itu harus bermodalkan kenyambungan pembicaraan. Kalau berbicara saja sudah tidak nyambung, mana mungkin bisa menyatukan konsep tentang skripsi?????? Meskipun pinternya selangit atau gelarnya sampai kaya ekor kebo……. Panjang……….

Hiruk pikuk, dalam bursa pemilihan dosen yang terjadi seminggu ini, membuat saya benar-benar bingung dan khawatir. Kalau-kalau dosen yang saya incar, justru menolak saya sebagai bimbingannya. Ditambah lagi, budaya “Sowan Ke Rumah” atau datang ke rumah dosen untuk meminta secara pribadi agar dapat masuk dalam daftar bimbingan, sangat digemari teman-teman saya. Ya… itulah korupsi kecil-kecilan ala masyarakat Jawa.
Kalau saya ma ogah, dateng-dateng ke rumah dosen, membawa bingkisan atau sejumlah sesajen dan meminta agar keinginannya dipenuhi. Emang kaya mau nglamar jadi pembokat apa????????
Ehhhhmmmm….. makin g jelas
Yang terpenting dalam hidup saya, ternyata saya lupakan. Pembimbing Skripsi saya, sudah membimbing saya dari dalam kandungan ibu hingga saya sebesar ini. DIA yang selalu mengasihi saya, DIA yang selalu ada kapanpun dimanapun, DIA yang selalu nyambung saat saya berkeluh kesah, DIA yang menebus dosa saya dan semua orang. Pembimbing Skripsi di atas segala pembimbing. DIA yang bergelar alpha hingga omega, DIA yang paling senior di bumi ini, DIA professor agung, dan DIA lah yang membantu saya agar dapat lulus dari UNIVERSITAS KEHIDUPAN.
Tak perlu saya bingung atau khawatir, karena saya sudah memiliki pembimbing skripsi pribadi.