Rabu, 19 Oktober 2011

Tuhan perbaiki hidupmu


Sungguh luar biasa semua yang terjadi dan berbagai kesaksian yang ada karena Tuhan Yesus. 20 Oktober 2011, setelah beberapa hari Tuhan memberkati saya dengan kehadiran teman-teman baru bahkan teman dekat yang kini bisa saya ajak share, Tuhan ternyata memberi arti dari semua peristiwa yang saya alami. Hati sekeras batu yang saya miliki dihancurkan luluh oleh Tuhan hanya dengan kesaksian dalam kehidupan sekelompok anak-anak.
Saya cukup merasa tangguh selama ini untuk menghadapi masalah kehidupan. Banyak hal yang membuat saya sombong dan merasa mampu melakukan semuanya sendiri. Apapun dapat saya lakukan dengan kekuatan sendiri, begitulah hendaknya kesimpulan saya selama ini. Suatu hari saya bertemu seseorang teman, kami bicara banyak tentang persekutuan dan banyak hal. Kami belajar dengan film “Letters to God”. Saya pikir itu film rohani yang biasa saja dan memang menceritakan tentang kasih Tuhan pada manusia. Tetapi teman saya benar-benar menangis tesedu-sedu melihatnya, mungkin hati saya memang sekeras batu hingga tidak mampu merasakan arti besar dalam sebuah film yang terangkat dari kisah nyata tersebut.
Dalam satu bulan penuh Tuhan tidak pernah diam menghajar kerasnya batu di hati saya. Tuhan memperlihatkan betapa susah dan sangat terbatasnya kegerakan rohani di sekolah tempat saya mengajar, anak-anak muda yang membutuhkan sebuah pelayanan rohani dengan berkobar-kobar dengan lugu berkata “Apa kita bisa merayakan NATAL? ijinnya kan sulit?” Saya mencoba bandingkan dengan keadaan ketika saya sekolah yang benar-benar terfasilitasi dengan mudah, kami bisa full band, tempat tersedia, dana puji Tuhan sangat cukup, guru-guru yang mendukung, tapi justru kadang saya sendiri yang tidak memanfaatkan fasilitas itu dan ogah-ogahan.
Kali ini tersedia sebuah film yang sejenis dan bercerita tentang “The Secreat of Jonathan Sperry” terambil dari kisah nyata seorang kakek paruh baya. Memang point inti dari film ini adalah pengampunan yang diberikan kepada seseorang yang menjadi penyebab kematian istrinya. Tapi Tuhan berbicara tidak hanya di bagian itu saja, DIA mengajar saya dengan arti sebuah teman yang mampu mendukung (bukan sekedar teman bermain dan teman bicara). Teman yang berasal dari Tuhan untuk melengkapi, membantu, mengingatkan, bahkan menegur saat kehidupan kita mulai melenceng jauh dari Tuhan.
Dikisahkan 3 orang anak kecil Albert, Dustin, and Mark. ketiganya ingin mengambil 5 dollar yang diberikan Jonathan kemudian diletakkan di meja, tetapi syaratnya mereka harus tetap memegang pohon yang ada diseberang meja selagi mengambil uang tersebut. Anak-anak tersebut mengalami kesulitan karena jarak antara meja dan pohon yang saling bersebrangan dan jauh. Mereka hampir putus asa dan berkata “Pak Jonathan ini mustahil tidak mungkin!!!!” tetapi Jonathan berkata “Tidak ada yang mustahil.” Seketika itu Jonathan memanggil Nick (anak yang selalu mengganggu, menjahati, merampas barang-barang ketiga anak tadi) Nick “tolong beri kesempatan aku untuk berubah dan menjadi teman kalian bukan musuh kalian, aku akan membantu kalian.” Ya Jarak antara pohon dan meja memang ideal untuk 4 orang hingga dapat meraihnya, maka Nick bukan lagi musuh mereka melainkan teman yang diberikan untuk melengkapi ketiga anak ini hingga mencapai tujuannya.
Sangat sering kita merasa semua keadaan dapat kita atasi dengan pikiran, kepandaian, kekayaan, dan teknologi yang kita miliki. Tapi sadarkah bahwa sebenarnya Tuhan menaruh sebuah bagian temanmu, sahabatmu, orang tuamu, bahkan musuhmu untuk ikut ambil bagian dalam persoalanmu. Tuhan memintamu untuk memberikan kesempatan pada orang lain bahkan Tuhan sendiri untuk membantu hidupmu, DIA INGIN MELENGKAPIMU PAS SESUAI PORSINYA. Jangan menjadi manusia yang suka mengurangi porsi kehidupan dengan lari dari masalah, atau memaksakan porsi kehidupan dengan melebih-lebihkan keinginan yang terlalu tinggi. Tuhan ingin membuat porsi kita PAS dengan bantuan orang lain dan orang-orang terdekat. Tuhan mengasihi kita
Semoga memberkati

0 komentar:

Posting Komentar